Jumat, 31 Agustus 2012

Sebab utama laki2 di tarik ke neraka oleh wanita

Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yg akan ditarik masuk
ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yg tidak
member
ikan hak kpd wanita dan tidak menjaga amanah itu.

Mereka ialah:

1. Ayahnya
Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak mempedulikan
anak2 perempuannya didunia. Dia tidak memberikan segala
keperluan agama seperti mengajar solat,mengaji dan
sebagainya Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak
menutup aurat. Tidak cukup kalau dgn hanya memberi
kemewahan dunia sahaja. Maka dia akan ditarik ke neraka
oleh anaknya. (p/s; Duhai lelaki yg bergelar ayah,
bagaimanakah hal keadaan anak perempuanmu sekarang?.
Adakah kau
mengajarnya bersolat ... ..menutup aurat?.. pengetahuan
agama?.. Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah
utk menjadi bahan bakar neraka jahannam.)

2. Suaminya
Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk
isterinya. Bergaul! bebas di pejabat, memperhiaskan diri
bukan utk suami tapi utk pandangan kaum lelaki yg bukan
mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun seorang yg
alim dimana solatnya tidak pernah bertangguh, maka dia
akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dlm
neraka.
(p/s; Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal
keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia?
Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya mengikut
ketetapan syari'at, maka terimalah hakikat yg kau akan
sehidup semati bersamanya di 'taman' neraka sana.)

3. Abang-abangnya
Apabila ayahnya sudah tiada,tanggungjawab menjaga
maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara
lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya
sahaja dan adiknya dibiar melencong dari ajaran
Islam,tunggulah tarikan adiknya di akhirat
kelak.
(p/s; Duhai lelaki yg mempunyai adik perempuan, jgn hanya
menjaga amalmu, dan jgn ingat kau terlepas...
kau juga akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak...jika
membiarkan adikmu bergelumang dengan maksiat... dan
tidak menutup aurat.)

4. Anak2 lelakinya
Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal
kelakuan yg haram disisi Islam. bila ibu membuat
kemungkaran mengumpat, memfitnah, mengata dan
sebagainya...maka anak itu akan disoal dan
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak....dan nantikan
tarikan ibunya ke neraka.
(p/s; Duhai anak2 lelaki.... sayangilah ibumu....
nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa.... krn ibu juga insan
biasa... x lepas dr melakukan dosa...
selamatkanlah dia dr menjadi 'kayu api' neraka....jika tidak,
kau juga akan ditarik menjadi penemannya.)
..................................................

Lihatlah.....betapa hebatnya tarikan wanita bukan sahaja di
dunia malah diakhirat pun tarikannya begitu hebat. Maka
kaum lelaki yg bergelar ayah/suami/abang atau anak harus
memainkan peranan mereka.

Firman Allah S.W.T;
"Hai anak Adam, peliharalah diri kamu serta ahlimu dari api
neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia, jin dan batu-
batu...."

Salam santun silaturahmi

" NASIHAT IMAM ASY SYAFI'I "

Imam Muzany bercerita,”Aku menemui Imam Asy-Syafi’iy menjelang wafatnya, lalu aku berkata,”bagaimana keadaanmu pagi ini , wahai ustadzku?” beliau menjawab, “Pagi ini aku akan melakukan parjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan amalanku. Aku tidak tau; apakah diriku berjalan ke syurga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan , atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya.”
Aku (Al-Muzany) berkata, “Nasihatilah aku”.
Asy-Syafi’iy berpesan kepadaku, “Bertaqwalah kepada Allah, parmisalkanlah akhirat dalam hatimu, jadikanlah kematian antara kedua matamu dan jangan lupa engkau akan berdiri di hadapan Allah. Takutlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla, jauhilah apa-apa yang Dia haramkan, laksanakanlah segala yang Dia wajibkan, hendaknya engkau bersama Allah di manapun engkau berada. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai Dzikir dan pandanganmu sebagai pelajaran. Maafkanlah orang yang mendzolimimu, sambunglah orang yang memutus silaturrahmi kepadamu, berbuat baiklah kepada siapa yang bebuat jelek kepadamu, bersabarlah tehadap segala musibah, berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketaqwaan.”
 
Aku (Al-Muzany) berkata “Tambahkanlah (nasihatmu) kepadaku.” 
 
Beliau melanjutkan, “Hendaknya kejujuran adalah lisanmu, menepati janji adalah tiang tonggakmu, rahmat adalah buahmu, kesyukuran sebagai thaharahmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang adalah perhiasanmu, kecerdikan adalah daya tangkapmu, ketaatan sebagai mata pencaharianmu, ridha sebagai amanahmu, pemahaman adalah penglihatanmu, rasa harap adalah kesabaranmu, rasa takut sebagai jilbabmu, shadaqoh sebagai pelindungmu dan zakat sebagai bentengmu. Jadikanlah rasa malu sebagai pemimpinmu, sifat tidak tegesa-gesa sebagai menterimu, tawakkal sebagai baju tamengmu, dunia sebagai penjaramu dan kefakiran sebagai pembaringanmu. Jadikanlah kebenaran sebagai pemandumu, haji dan jihad sebagai tujuanmu, Al-Qur’an sebagai pembicaramu dengan kejelasan, jadikanlah Allah sebagai penyejukmu. Siapa yang sifatnya seperti ini maka syurga adalah tempat tinggalnya.” 
 
Kemudian Asy-Syafi’i mengangkat pandangannya ke arah langit seraya menghadirkan susunan ta’bir. Lalu beliau bersyair: 

Kepada-Mu -wahai Ilâh segenap makhluq, wahai pemilik anugerah dan kebaikan-,
kuangkat harapanku, walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa.
Tatkala hati telah membatu dan sempit segala jalanku,
kujadikan harapan pengampunan-Mu sebagai tangga bagiku
Kurasa dosaku teramatlah besar, namun tatkala dosa-dosa itu
kubandingkan dengan maaf-Mu -wahai Rabb-ku-, ternyata maaf-Mu lebihlah besar
Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa, dan terus-menerus
Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan pemuliaan.
Andaikata bukan karena-Mu, tidak seorang pun ahli ibadah yang tersesat oleh iblis
bagaimana tidak, sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu, Adam.
Kalaulah Engkau memaafkan aku, maka Engkau telah memaafkan
seorang yang congkak, zholim lagi sewenang-wenang, yang masih terus berbuat dosa.
Andai kata Engkau menyiksaku, tidaklah aku berputus asa,
walaupun diriku telah Engkau masukkan ke dalam Jahannam lantaran dosaku.
Dosaku sangatlah besar, dahulu dan sekarang, namun maaf-Mu -wahai Maha Pemaaf- lebih tinggi dan lebih besar.”

" PENTINGNYA ILMU DARIPADA HARTA "

BismillaahirRahmaanirRahiim.

Assalaamu'alaykum WarahmatuLlaahi Wabarakaatuh.

~~ ANTARA ILMU & HARTA,,MANAKAH YG LEBIH BERHARGA,,,,,??~~

Pada suatu ketika, Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam pernah menyatakan “Bahwa dirinya diibaratkan seperti kota ilmu, sedangkan Ali Bin Abi Thalib Ra adalah gerbang ilmu”. Mendengar pernyataan yang demikian sekelompok kaum Khawarij tidak mempercayainya, mereka tidak percaya apa benar Ali Bin Abi Thalib cukup pandai sehingga ia mendapat julukan”Gerbangnya Ilmu” dari Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam.

Lalu berkumpullah 10 orang dari kaum Khawarij, kemudian mereka bermusyawarah untuk menguji kebenaran pernyataan Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam tersebut, seorang diantara mereka berkata, “Mari kita tanyakan pada Ali tentang suatu masalah saja, dari bagaimana jawaban Ali tentang suatu masalah itu, kita bisa menilai seberapa jauh kepandainnya, bagaimana apakah kalian setuju?”, “Setuju!!!!” Jawab mereka serentak. “Tetapi sebaiknya kita bertanya secara bergiliran saja”, saran yang lain. Dengan begitu kita dapat mencari kelemahan Ali, Namun bila jawaban Ali berbeda-beda, barulah kita percaya bahwa memang Ali adalah orang yang cerdas”. Baik juga saranmu itu, mari kita laksanakan!” sahut lainnya.

Hari yang telah ditentukan telah tiba,
Orang pertama datang menemui Ali, lalu bertanya, “Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?”, ”Tentu saja lebih utama ilmu”, jawab Ali tegas. Kemudian Ali pun menerangkan, “Ilmu adalah warisan para Nabi dan Rasul, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun, Namrud, dan lain-lainnya”. Setelah mendengar jawaban Ali yang demikian, orang (pertama) itu kemudian mohon diri.

Tak lama kemudian datang orang yang kedua dan bertanya kepada Ali dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama ilmu atau harta?”, “Lebih utama ilmu dibandingkan harta” Jawab Ali, Mengapa ? “Karena Ilmu akan menjaga dirimu, sementara harta malah sebaliknya engkau harus menjaganya”. Orang kedua itu pun pergi setelah mendengar Jawaban Ali seperti itu.

Orang yang ketigapun datang menyusul dan bertanya seperti orang sebelumnya, “Bagaimana pendapat tuan bila ilmu dibandingkan dengan harta?” Ali kemudian menjawab bahwa, ”Harta lebih rendah dibandingkan dengan ilmu”, Mengapa demikian tuan ? Tanya orang itu penasaran. “Sebab orang yang mempunyai banyak harta akan mempunyai banyak musuh, sedangkan orang yang kaya ilmu akan banyak orang yang menyayanginya dan hormat kepadanya”.
Setelah orang (ketiga) ini pergi, tak lama kemudian orang keempat pun datang dan menenyakan permasalahan yang sama, setelah mendengar pertanyaan tersebut, Ali pun kemudian menjawab, “Ya jelas-jelas lebih utama Ilmu”, Apakah yang menyebabkan demikian ?, Tanya orang itu mendesak, “Karena bila engkau pergunakan harta, jelas-jelas harta akan semakin berkurang, namun bila Ilmu yang engkau pergunakan maka akan semakin bertambah banyak” , Jawab Ali.

Orang kelima pun datang setelah kepergian orang yang keempat dari hadapan Ali, Setelah menjawab pertanyaan orang ini dengan jawaban yang sama yaitu “Lebih utama Ilmu dibandingkan Harta”, Ali pun kemudian menerangkan, “Jika pemilik harta akan ada yang menyebutnya pelit, sedangkan pemilik Ilmu akan dihargai akan di hargai dan disegani”.

Orang keenam lalu menjumpai Ali dengan pertanyaan yang sama pula, Ali pun menjawab dengan dengan jawaban yang sama, namun Ali juga tetap memberikan alasan yang berbeda pula. Jawaban Ali tersebut ialah, “Harta akan selalu kita jaga dari kejahatan, sedangkan ilmu akan menjagamu”.

Dengan pertanyaan yang sama, orang ketujuh datang kepada Ali, pertanyaan itu kemudian di jawab Ali. “Pemilik ilmu akan diberi syafaat oleh Allah dihari kiamat nanti, sementara pemilik harta akan dihisab oleh Allah kelak”. Kemudian kesepuluh orang tersebut berkumpul lagi, mereka sudah bertanya kepada Ali mengutarakan jawaban yang diberikan Ali, mereka tak menduga setelah setiap jawaban yang Ali berikan, ternyata selalu berbeda. Sekarang tinggal tiga orang yang belum melaksanakan tugsanya, mereka yakin bahwa ketiga orang itu akan mendapat celah kelemahan Ali, sebab ketiga orang itu dianggap orang yang paling pandai diantara mereka.

Orang kedelapan menghadap Ali, lalu bertanya, “Antara Ilmu dan harta, manakah yang lebih utama wahai Ali ?”, Tentunya lebih utama dan lebih penting ilmu”, jawab Ali, “kenapa begitu ?” tanyanya lagi. “Dalam waktu yang lama harta akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, ilmu akan abadi” kata Ali menerangkan. Orang kesembilan datang dengan pertanyaan yang sama, Alipun menjawab dengan pertanyaan yang sama, namun tetap dengan alasan yang berbeda, ”Seseorang yang banyak harta akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya, sedangkan orang kaya ilmu akan dianggap intelektual” Jawab Ali.

Sampailah pada giliran orang terakhir , ia pun bertanya pada Ali dengan pertanyaan yang sama, kemudian Alipun menjawab, “Harta akan membuatmu tidak senang dengan kata lain akan mengeraskan hatimu, tetapi Ilmu sebaliknya akan menyinari hatimu hingga hatimu menjadi tenang dan tentram karenanya”. Ali pun kemudian menyadari bahwa dirinya telah diuji atau dites oleh orang-orang itu, sehingga ia berkata “Andaikata engkau datangkan orang untuk bertanya, Insya Allah akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda-beda pula selagi aku masih hidup”.

Kesepuluh orang itu akhirnya menyerah, mereka percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Rasulullah itu benar adanya, dan Ali memang pantas mendapat julukan “Gerbang Ilmu”, sedangkan mengenai diri Rasulullah sudah tidak perlu diragukan lagi.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : “Dan Allah Ta'ala telah menundukan apa-apa yang ada dilangit dan dibumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala) bagi kaum yang berfikir” . (QS. Al Jasiyah ayat 13)


Dalam ayat lain Allah Ta'ala juga berfirman : “Hai jamaah jin dan manusia jika kamu sanggup melintasi (menembus) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, niscaya kamu tidak akan dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan (ilmu pengetahuan)”. (QS AR Rohman ayat 33).

Di ayat lain Allah juga berfirman : “.........Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat ,mengambil pelajaran”. (QS Ar Ra’d ayat 19)

Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam juga bersabda : “Amal yang sedikit akan bermanfaat dengan ilmu, dan amal benyak tidak akan bermanfaat dengan kebodohan“. (Diriwayatkan oleh Ad Dailami dari Anas Bin Malik).

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat”.(Qs Al Mujadilah ayat 11)

Semoga Bermanfaat,,

~~BUMI DAN KUBUR MEMANGGIL~~

BismiLlaahirRahmaanirRahiim,

Assalaamu'alaykum WarahmatuLlaahi Wabarakaatuh.


Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu berkata,bahwa bumi setiap hari memanggil dengan sepuluh kalimat:

1.Wahai Anak Adam,engkau berjalan diatass punggungku dan engkau akan kembali kedalam perutku.

2.Engkau bermaksiat diatas punggungku,maka engkau akan disiksa didalam perutku.

3.Engkau tertawa diatas punggungku,maka engkau akan menangis didalam perutku.

4.Engkau makan barang haram diatas punggungku,maka engkau akan dimakan ulat didalam perutku.

5.Engkau bergembira diatas punggungku,maka engkau akan bersedih didalam perutku.

6.EngkaU mengumpulkan barang haram diatas punggungku,maka engkau akan hancur didalam perutku.

7.Engkau berlaku sombong diatas punggungku,maka engkau akan terhina didalam perutku.

8.Engkau berjalan dengan senang diatas punggungku,maka engkau akan jatuh susah didalam perutku.

9.Engkau berjalan dibawah cahaya diatas punggungku,maka engkau akan duduk dalam gelapnya perutku.

10.Engkau berjalan dengan orang banyak diatas punggungku,maka engkau akan duduk sendirian didalam perutku.

Dalam hadits lain dijelaskan,bahwa kubur itu setiap hari memanggil dengan tiga kali seruan,yaitu:

1.Aku ini adalah rumahnya orang sendirian,rumah duka cita,rumah kalajengking,dan rumah ular.

2.Aku adalah rumah kegelapan.

3.Aku adalah rumah ulat,
Dan apa persiapanmu sebelum memasuki aku??

Ada pula yang mengatakan,bahwa kubur itu setiap hari memanggil dengan lima kali panggilan,yaitu:

1.Aku adalah rumah orang sendirian,maka carilah teman yang setia untukmu,dengan banyak membaca Al Qur'an.

2.Aku adalah rumah kegelapan,maka terangilah aku dengan shalat malam.

3.Aku adalah rumah debu,maka bawalah tikar dengan banyak beramal shalih.

4.Aku adalah rumah ular besar,maka bawalah penawarnya dengan membaca: BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM yang disertai mengalirkan air mata(karena rasa takutnya kepada Allah)

5.Aku adalah rumah pertanyaan Munkar dan Nakir,maka perBanyaklah diatas punggungku dengan membaca :LAA ILAAHA ILLALLAH,MUHAMMADAR RASUULULLAH,
Supaya dirimu bisa menjawab pertanyaan dari Munkar dan Nakir.

Wallahu A'lam Bis Shawab.
Semoga Bermanfaat..

Kamis, 30 Agustus 2012

~~ PEDIHNYA SAKARATUL MAUT ~~

~~ PEDIHNYA SAKARATUL MAUT BAGI ORANG  YANG TIDAK  BERIMAN DAN ORANG     KAFIR ~~

BismiLlaahirRahmaanirRahiim


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Assalaamu'alaykum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.


Saudara – saudariku sekalian, inilah suatu perkara yang sebahagian kamu selalu ingin lari daripadanya yaitu KEMATIAN. Sesungguhnya tiap – tiap yang bernyawa mesti merasai mati, walau ia tengah berada dirumah yang kokoh sekalipun, atau kiranya memiliki ribuan prajurit yang kuat dan tangguh niscaya tiadalah ia dapat berlindung daripadanya. Hilanglah sudah gemerlap dunianya pada kala itu, rumah mewah dan kokoh dengan jerih payah yang telah bertahun – tahun dibangun, istri / suami dan anak – anak tercinta yang melekat padanya baik darah maupun daging kedua orang tuanya dan yang selama ini menyertai kebahagiaan si jasad yang tak lagi bernyawa itu. Perusahaan yang mati – matian kita habiskan waktu untuknya, mobil mewah yang selalu ia bangga – banggakan sedang pada saat itu hari yang sedemikian berarti adanya itupun telah pergi demikian pula masa – masa dimana ia tidak lagi bisa menikmatinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya). ( HR. Imam Ahmad, dan Ibnu Majah )

Pada riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


“Bila orang jahat (kafir) hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Mereka berwajahkan hitam kelam,membawa kain yang kasar, dan selanjutnya mereka duduk darinya sejauh mata memandang. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang buruk, bergegas engkau keluarlah dari ragamu menuju kepada kebencian dan kemurkaan Allah”. Segera ruh orang jahat itu menyebar keseluruh raganya. Tanpa menunda-nunda malaikat maut segera mencabut ruhnya dengan keras, bagaikan mencabut kawat bergerigi dari bulu domba yang basah. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat Maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangannya. Para malaikat segera mengambil ruh orang jahat itu dan membukusnya dengan kain kasar yang mereka bawa. Dari kain itu tercium aroma busuk bagaikan bau bangkai paling menyengat yang pernah tercium di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruh itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu busuk.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terburuk yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).” ( HR. Imam Ahmad, dan Ibnu Majah )

Adakah engkau mengira bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang mukmin yang paling sempurna keimanannya sedang beliau dapat terlindung dari perihnya sakratul maut?? Sekali – kali tidak, tatkala beliau menghadapi sakaratul maut, beliau begitu gundah. Beliau berusaha menenangkan dirinya dengan mengusap wajahnya dengan tangannya yang telah dicelupkan ke dalam bejana berisi air. Beliau mengusap wajahnya berkali-kali, sambil bersabda;

“Tiada Tuhan Yang berhak diibadahi selain Allah. Sesungguhnya kematian itu disertai oleh rasa pedih.” [HR. Imam Bukhari]

Pada suatu hari sahabat Umar bin Al Khatthab Radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Ka’ab al Ahbaar.

“Wahai Ka’ab: Ceritakan kepada kita tentang kematian!. Ka’abpun berkata: Wahai Amirul Mukminin! Gambaran sakitnya kematian adalah bagaikan sebatang dahan yang banyak berduri tajam, tersangkut di kerongkongan anda, sehingga setiap duri menancap di setiap syarafnya. Selanjutnya dahan itu sekonyong-konyong ditarik dengan sekuat tenaga oleh seorang yang gagah perkasa. Bayangkanlah, apa yang akan turut tercabut bersama dahan itu dan apa yang akan tersisa!” [HR. Abu Nu'aim Al Asfahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya']


Syaddaad bin Al Aus berkata: “Kematian adalah pengalaman yang paling menakutkan bagi seorang mukmin, baik di dunia ataupun di akhirat. Kematian itu lebih menyakitkan dibanding anda digergaji, atau dipotong dengan gunting, atau direbus dalam periuk. Andai ada seseorang yang telah mati diizinkan untuk menceritakan tentang apa yang ia rasakan pada saat menghadapi kematian, niscaya mereka tidak akan pernah bisa menikmati kehidupan dan juga tidak akan pernah tidur nyenyak.

Maka saudara – saudariku gerangan apakah yang tengah engkau persiapkan untuk menghadapinya?? Sudah cukupkah amalan yang engkau kerjakan selama ini??

Sedang pada hari itu, tertutuplah bagimu segala perkara dunia yang engkau pernah tekuni sebelumnya semasa jasad masih bernyawa. Lilitan hutang yang belum dibayar, banyaknya amanah lagi kepercayaan yang dititipkan oleh orang lain atas kamu namun belum juga tersampaikan, ribuan janji yang telah diingkari, tumpukan uang atau deposito di bank yang tak ternilai jumlahnya..

Namun kala itu, tiadalah daya dan upayamu perihal yang sedemikian itu sedang pintu bagimu telah tertutup rapat…

Wallahu A’lam Bish Showab, Semoga Bermanfaat..!!

✿ 4 Langkah Syar’i Menuju Jenjang Pernikahan ✿

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Sahabat, saudaraku fillah, Masih banyak orang salah paham mengenai proses menuju jenjang pernikahan. Mereka tidak tahu bagaimana syariat Islam yang sempurna ini telah mengajarkan jalan untuk mencari jodoh. Sehingga banyak di antara mereka terjatuh dalam hubungan yang tidak halal seperti pacaran atau tunangan. Menurut mereka, mencari jodoh itu perlu interaksi langsung yang tidak sebentar, bahkan bertahun-tahun.


Maka berlalulah waktu yang panjang itu dengan dipermainkan oleh syaithan dalam kubangan dosa dan fitnah tanpa kepastian dan kejelasan. Walaupun akhirnya ada yang menjadi pasangan suami istri, tapi pernikahan yang terjadi dibangun di atas cinta yang terlarang. Sehingga menjadi hilanglah nilai ibadah dari pernikahan, karena tidak bermula dari niat yang tulus dan suci dalam bingkai ketaatan untuk meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam serta untuk mewujudkan tujuan syar’i pernikahan.


Oleh karena itu, agar pernikahan menjadi sebuah amalan ibadah yang berat dalam timbangan, marilah kita pelajari bimbingan agama Islam yang mulia ini tentang cara mencari pasangan hidup.


1. Ta’aruf (berkenalan dengan pasangan)

“ Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal....”(QS. Al Hujurat : 13).

Sahabat saudaraku fillah ..ayat tersebut berisi perintah agar kita saling mengenal (ta’aruf) agar saling memahami karena jelas laki-laki dan perempuan saling membutuhkan.Demikian juga jika laki-laki dan perempuan yang akan menikah hendaklah terlebih dahulu saling mengenal.Namun dalam masa ta’aruf (mengenal) jangan diwarnai oleh aktifitas pacaran yang akan mendatangkan murka-Nya yang berakibat pernikahan kita tidak barakah. Aktifitas pacaran walau sedemikian kita pandai mengendalikan tetap sulit untuk menghindari dari hal yang dilarang. Saudaraku..mari kita renungkan kembali;

“ Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”(QS.Al-Isra:32).

“janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahramnya.”(HR.Bukhari)
“Janganlah kalian berbuat zina, karena sesungguhnya perbuatan zina itu mengundang empat perkara yakni; dapat melenyapkan wibawa dari penampilan,dapat memutuskan rezeki,dapat membuat murka Allah dan menyebabkan ke neraka.”(HR.Thabrani melalui Ibnu Abbas).



2. Nazhar (melihat calon pasangan)

Mengenal jati diri calon pasangan terkadang belum cukup memantapkan hati untuk selanjutnya menjatuhkan lamaran. Terlebih, informasi dari pihak ketiga atau orang lain tentang sifat dari rupa seseorang merupakan penilaian yang masih relatif. Sehingga ada perasaan mengganjal di hati manakala sosok yang akan terpilih menjadi pasangan hidup tidak diketahui jelas akan parasnya.

Segala puji bagi Allah, keganjalan hati tersebut sirna dengan syariat nazhar yang diperintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam kepada seorang sebelum memutuskan untuk meminang wanita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya,

“Lihatlah wanita tersebut, karena dengan seperti itu akan lebih pantas untuk melanggengkan hubungan di antara kalian berdua.” (HR. An-Nasa’i dan At-Tirmidzi dishahihkan Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah)

Melalui nazhar, seseorang dapat menemukan sesuatu yang bisa menarik hatinya untuk kemudian menikahinya. Dan melalui nazhar keputusan akhir akan mengkhitbah (melamar) atau tidak lebih mudah untuk ditetapkan.

Namun, perintah nazhar tentu bukanlah sekedar perintah tanpa ada batasan. Terlebih mengingat bahwa wanita yang sedang di-nazhar adalah wanita ajnabi (asing) yang statusnya masih haram untuknya. Oleh karena itu, ketika nazhar hendaknya disertai oleh mahram dari wanita dan melihat pada bagian yang biasa nampak darinya berupa anggota wudhu tanpa diikuti oleh syahwat.


3. Khitbah (proses melamar)

Setelah melewati nazhar dan hati menjadi yakin untuk merajut tali pernikahan, maka sebelum meminang sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan shalat istikharah. Bahkan shalat istikharah disunnahkan sebelu melakukan segala sesuatu. Tidak lain agar dimudahkan sebab-sebab yang mengantarkan pada perkara yang sedang dihadapi. Setelah itu barulah ia utarakan maksud hatinya untuk memperistri wanita tersebut kepada walinya.

Namun sebelum disampaikan lamaran seseorang harus mengetahui adab dalam meng-khitbah agar kelanjutan proses pernikahannya tidak terkotori dengan rasa permusuhan antara sesama muslim. Adab meng-khitbah yaitu seseorang tidak boleh meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu menikahi wanita tersebut atau meninggalkannya.

Demikianlah syariat Islam menjaga kesucian proses pernikahan dari noda-noda yang bisa merusak persaudaraan.


4. Akad Nikah

Ilmu sebelum perkataan dan perbuatan sudah seharusnya menjadi hal yang selalu dikedepankan dalam setiap urusan yang sedang kita hadapi. Terlebih bagi seorang yang akan melangsungkan peristiwa penting berupa akad nikah. Sebuah perjanjian untuk menjadi pasangan suami istri. Allah menamakannya dengan mitsaqan ghalizha (perjanjian yang kuat) untuk sebuah ikatan suci dan agung berupa pernikahan.


Oleh karenanya, sebelum melangsungkan akad nikah seseorang perlu mengetahui rukun dan syarat dari akad nikah. Karena keberadaan keduanya menentukan sah tidaknya pernikahan dari segi hukum syariat. Ketidaktahuan terhadap perkara tersebut akan memunculkan permasalahan yang besar, sebagaimana ketika seorang wanita menikah tanpa wali maka tentu pernikahannya tidak sah. Rukun akad yaitu adanya calon mempelai laki-laki dan wanita, saksi, mahar, serta ijab dan qabul. Syarat akad yaitu kejelasan individu kedua mempelai, keridhaan masing-masing pihak untuk menikah, mahar dan wali bagi wanita.


Demikian tahapan-tahapan yang dituntunkan dalam menapaki tangga menuju pernikahan yang teruntai pada kesempurnaan syariat Islam nan suci. Semoga Allah senantiasa membimbing setiap langkah kita dalam perjalanan menuju kepada-Nya.

Aamiin.


Wallahu a’lam.




☆ Semoga Bermanfaat ☆

Minggu, 26 Agustus 2012

Bimbingan Dari Langit

Manusia terus berbondong-bondong dan
berlomba mengejar kehidupan yang fana. Seakan
lupa, bahwa bukan untuk ini Allah
menciptakannya. Kebutaan akan hakikat
kehidupan semakin kentara. Selimut kecintaan
mendalam terhadap dunia dan takut akan
kematian semakin menebal. Isyarat ini telah lama
disampaikan oleh Rasulullah, namun sedikit yang
memahaminya.

Apabila membaca, mendengar, melihat dan
mengetahui berita tentang gejala keruntuhan
akhlak di kalangan masyarakat - dari yang
sekecil-kecilnya hingga yang paling besar - hati
kecil ini sering merintih sendirian. Terfikirkan
tentang keadaan diri manusia akhir zaman ini
yang mulai jauh dengan petunjuk dari langit.
Kehidupan seakan-akan terasing dari
petunjuk ini. Seolah-olah diri ini tidak pernah
didatangi Nabi. Seolah-olah Quran tidak pernah
muncul. Seolah-olah wahyu dan Nur hidayah
tidak pernah datang menjenguk diri manusia.
Kenapa berlaku demikian? Bukankah Allah
telah membangkitkan RasulNya untuk
menunjukkan jalan hidup kepada manusia?
Bukankah Allah-dengan rahmatNya-menurunkan
wahyuNya sebagai pedoman hidup manusia?

Sejarah kehidupan manusia pernah
menyaksikan kehidupan manusia terbaik di muka
bumi. Dari manusia ganas, zalim, penindas, sesat
bertukar menjadi manusia baik, adil, penyayang
dan berjalan menurut petunjuk. Generasi para
Sahabat didikan Rasulullah saw melalui bentuk
pendidikan yang menyadarkan manusia arti hidup
dan mati adalah contoh terbaik umat sepanjang
zaman.

Kenapa mereka bisa bertukar dari jahiliah
kepada Islam? Mengapa mereka bisa berubah dari
manusia ‘pagan’ menjadi manusia berbudaya
tinggi dan berperadaban ulung? Tidakkah dengan
sebab petunjuk dari langit?

Petunjuk itulah juga yang sebenarnya
pernah menjenguk dan mengintai hati kita.
Sayangnya, diri kita tidak pernah merasai bahwa
ia sebagai sesuatu yang cukup berharga dalam
hidup. Bahkan, tidak ada cara, tidak ada jalan,
tidak ada kaedah melainkan masyarakat ini mesti
kembali kepada petunjuk dan bimbingan dari
langit itu. Hanya dengan jalan demikian, kita
semua akan selamat dunia Akhirat.

Manusia diciptakan Allah hanya untuk
beribadah kepadaNya saja. Apa yang hendak
dicari di dunia?
Saatnya kembali di atas jalur yang benar.
Jalur yang mengantarkan ke pintu syurga.
Menyiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat.

Jumat, 10 Agustus 2012

Tiga Tugas Manusia

Bila semua yang dilakukan kita niatkan sebagai ibadah; sebagai sarana meraih ridha Allah, pasti hidup kita akan tenang. Saudaraku, satu hal penting dalam hidup adalah memiliki tujuan. Kita harus bisa menjawab: untuk apa kita hidup dan apa yang harus kita lakukan untuk mengisinya.

Memahami secara benar tujuan hidup, akan membuat semua yang kita lakukan lebih terarah, terfokus dan kita pun bisa terhindar dari perbuatan sia-sia. Orang yang memiliki tujuan, walau lambat jalannya, jauh lebih baik dari orang yang melakukan percepatan tapi tidak memiliki tujuan. Walau lambat, asal istikamah melangkah, insya Allah ia akan sampai ke tempat tujuan.

Setidaknya ada tiga tugas utama yang menanti kita, dan ke sanalah tujuan hidup kita arahkan. Tugas pertama adalah beribadah kepada Allah SWT. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku,” demikian firman Allah dalam QS Adz Dzaariyat [51] ayat 56. Jadi, kita adalah hamba Allah. Kita harus yakin tiada penguasa yang kekal abadi selain Allah. Kita harus yakin bahwa semua yang ada di dunia ini seratus persen ada dalam genggaman Allah. Juga, semua yang terjadi mutlak atas izin Allah. Hikmahnya, kita tidak boleh menjadi hamba apa pun, selain menjadi hamba Allah.

Saudaraku, bila semua yang dilakukan kita niatkan sebagai ibadah; sebagai sarana meraih ridha Allah, pasti hidup kita akan tenang. Jaminan Allah tidak akan tertukar. Masalahnya, sudah ikhlas atau belum niat kita; sudah benar atau belum ikhtiar kita?

Kedua, tugas sebagai khalifah. Allah Yang Mahamulia menjadikan kita sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Maka, jangan pernah terbetik dalam pikiran untuk menyia-nyiakan amanah besar ini. Jangan pernah terpikir untuk bertindak setengah-setengah, delapan puluh persen, atau sembilan puluh persen. Lakukanlah seratus persen. Lakukan secara maksimal, agar hasil yang kita dapatkan maksimal pula.

Saudaraku, hidup hanya sekali. Maka lakukanlah yang terbaik, agar saat kematian kelak, kita tengah berada di puncak prestasi. Boleh jadi inilah rahasia mengapa Allah merahasiakan kematian kita. Tujuannya tidak lain agar kita bersungguh-sungguh dan melakukan yang terbaik kapan pun dan di mana pun. Kita harus maksimal dalam bekerja agar mendapatkan uang banyak. Kiat pun harus maksimal dalam belajar agar menjadi pintar. Tentu, semuanya bukan untuk memperkaya dan memintarkan diri, kita mampu mensejahterakan dan memintarkan orang lain. Kita cukup menjadi perantara saja. Jadilah manusia terbaik. Yaitu manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.

Ketiga, tugas untuk berdakwah. Saudaraku, di mana pun kita ada, kita harus berdakwah menyebarkan nilai-nilai Islam. Tentu, cara dakwah kita harus sesuai dengan tuntunan dari Rasulullah SAW. Setidaknya ada dua formula dakwah yang bisa kita terapkan, yaitu (1) menjadi bukti keindahan Islam. Akhlak kita harus mencerminkan nilai-nilai Islam, mulai dari cara makan, bergaul, berkata, bersikap, berkeluarga, hingga berpolitik harus bisa mencerminkan indahnya Islam. (2) Dakwah yang kita lakukan bukan untuk menghakimi, tapi untuk membantu; membantu orang yang tidak paham, menjadi paham Islam; membantu orang yang lupa menjadi ingat; membantu orang bodoh menjadi pintar; membantu orang lalai menjadi sungguh-sungguh, dst. Tugas kita hanyalah memberi peringatan. Wallahu a’lam.

Kamis, 09 Agustus 2012

Air Mata Pemadam Api Neraka

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya." Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan Bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka.

Maka salah satu daripada rambut-rambut matanya berkata, "Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad S.A.W telah bersabda, sesiapa yang menangis karenana takut kepada Allah S.W.T, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis karena amat takut kepada-Mu."

Akhirnya Allah S.W.T mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka berkat sehelai rambut yang pernah menangis karena takut kepada Allah SWT. Malaikat Jibril as mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut." Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyala api yang sangat menggetarkan, semua umat menjadi berlutut karena kesusahan menghadapinya. Allah S.W.T berfirman yang artinya, "Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalas menurut apa-apa yang telah kau kerjakan." (QS al-Jatsiyah ayat 28)

Baru saja mereka mendekati neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyala apinya. Dan diterangkan dalam kitab tersebut bahwa suara nyala api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, "Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi saja yang akan berkata,"Umatku, umatku."

Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung- gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata, "Wahai api! Demi hak orang-orang yang sholat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mau kembali, lalu malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W"

Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A.S. "Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya." Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu. Setelah itu Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. "Wahai Jibril, Apakah air itu?" Maka Jibril berkata, "Itulah air mata orang durhaka di kalangan umatmu yang menangis karena takut kepada Allah S.W.T. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu." Maka padamlah api itu dengan izin Allah S.W.T. Telah bersabda Rasulullah SAW, "Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada- Mu, sebelum tidak ada lagi air mata."

12 Barisan DI Hari Kiamat

"Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris" (An-Naba':18 ).

Dalam sebuah riwayat diriwayatkan, suatu ketika, Muadz bin Jabal ra menghadap Rasulullah saw dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tolong uraikan kepadaku mengenai firman Allah SWT: "Pada saat sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris" (An-Naba':18 ).

Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: 'wahai Muadz, engkau telah bertanya kepadaku perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 barisan, masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri'. Maka ditanyakan apakah 12 barisan tersebut? Yaitu;

BARISAN PERTAMA. Digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih. "Mereka itu adalah orang-orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEDUA. Digiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: "Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya menyia-nyiakan sholat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KETIGA. Mereka berbentuk keledai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kalajengking. "Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEEMPAT. Digiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancuran keluar dari mulut mereka. "Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jual beli, maka inilah balasannya dan tempat mereka adalah neraka..."

BARISAN KELIMA. Digiring dari kubur dengan bau busuk dari bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. "Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula merasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEENAM. Digiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. "Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KETUJUH. Digiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. "Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEDELAPAN. Digiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. "Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEMBILAN. Digiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. "Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEPULUH. Digiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit kulit dan kusta. "Mereka adalah orang yang durhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KESEBELAS. Digiring dari kubur mereka dalam keadaan buta, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut dan keluar beraneka kotoran. "Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka..."

BARISAN KEDUA BELAS. Mereka digiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian shirat seperti kilat. Maka, datanglah suara dari sisi Allah Yang

Maha Pengasih memaklumkan: "Mereka adalah orang yang beramal saleh dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah surga, mendapat ampunan, kasih sayang dan keridhaan Allah Yang Maha Pengasih..."

Semoga kita semua di shaf yang Ke-12 yang mendapat rahmat dari Allah SWT... Amin... Wallahu a’lam.

Surat Terbuka Dari Iblis

Hai manusia yang tersayang, tadi malam waktu akan tidur, aku lihat engkau tidak memuji Allah, tidak bersholawat, tidak membaca Ayat Kursi dan Al Ikhlas. Ini bagus sekali karena waktu akan tidur adalah waktu untuk tidur, bukan untuk membaca Al- Qur’an. Sungguh engkau tidak membuang- buang waktu.

Pagi ini aku lihat engkau tidak bangun mengerjakan sholat subuh. Bagus sekali! Engkau telah membuktikan bahwa engkau adalah sahabatku yang budiman. Janganlah engkau susah-susah bangun dan memendekkan tidurmu. Tidurlah dengan nyenyak dan nyaman. Jangan hiraukan suara ayam berkokok yang membangunkanmu dari tidurmu. Bila subuh datang menjelang, udara masih dingin, tariklah selimutmu dan tidurlah sayangku seperti puteri kayangan.

Aku lihat engkau jarang-jarang mengambil wudhu’. Ini bagus sekali karena engkau tidak memubadzirkan air dan tidak meninggikan tagihan air PAM rumahmu. Aku lihat engkau tak pernah membaca Bismillah sewaktu akan makan. Ini yang kusuka, kerena aku bisa ikut makan denganmu. Dan bila sudah kenyang, engkau tak pernah menyebut Alhamdulillah. Ini bagus juga. Cukuplah bersendawa kuat-kuat seperti lembu.

Hai manusia yang kucintai, Kemarin ada seorang peminta sedekah datang ke rumahmu. Engkau menghalau dia suruh pergi tanpa engkau memberikan duit serupiah ataupun seteguk air. Ini sangat

bagus dan terpuji, karena engkau tidak membuang-buang duit dan tak memubadzirkan rejekimu yang melimpah- ruah yang diberi Allah kepadamu. Engkau seorang yang hemat dan cermat. Biarlah rejekimu untuk kegunaan engkau seorang, untuk menonton film, berholiday di Eropa dan membeli kemewahan-kemewahan dunia.

Aku lihat bila engkau bertemu dengan sahabatmu, engkau tidak mengucapkan Assalamualaikum. Engkau mengucapkan “Hi Everybody!” Ini bagus juga karena engkau menunjukkan bahwa engkau mengerti gaya orang kafir dan engkau mengerti bahasa Inggris. Tak perlu engkau belajar membaca bahasa Arab karena ini bukan bahasa internasional. Engkau telah membuktikan bahwa engkau dan aku adalah sahabat sejati. Sudah tentu engkau adalah seorang yang budiman kepada kaumku.

Duhai manusia, Di sepanjang Ramadhan, telah lemah seluruh urat sendiku, telah terbakar seluruh jasadku, merintih ku kesakitan, bila setiap kali kulihat hamba- hambaNya yang penat berpuasa di malam hari dan menghabiskan waktu malam dengan bertarawih, berzikir dan merintih mengenang dosa-dosanya yang lampau, karena pintu taubat telah dibuka oleh Allah dengan seluas-luasnya...

Namun, aku tetap gembira karena ada di antara kalian yang masih sudi menjadi temanku.. melepaskan peluang rahmat Allah dengan mengucap perkataan yang sia-sia, mengumpat, tidak bertarawih, malah mencipta persengketaan... aduhai tubuh badanku yang terbelenggu telah segar kembali... cukuplah nafsu manusia sendiri menjadi penyambung tugasku di sepanjang bulan yang dirahmati ini... Di akhirat nanti, engkau dan aku dapat berjalan bersama-sama.... kita berpegang-tangan menuju Neraka Jahannam. Sahabatmu Yang Tercinta, Iblis Laknatullah

Ibu oh Ibu....

Tubuh manusia hanya dapat menahan rasa sakit hingga 45 del (unit) rasa sakit. Namun pada saat melahirkan, seorang ibu merasakan hingga 57 del (unit) rasa sakit. Ini setara dengan mengalami 20 patah tulang dalam satu waktu. Dapatkah Engkau bayangkan sekarang, penderitaan dan rasa cinta para Ibu? Kasih Sayang Seorang Ibu? Wallaahi, pengorbanan kita, sama sekali belum dapat membayar desak napas beliau ketika melahirkan.. Ketika mengalami kesulitan, hati tak bersinar, suram.. Datangilah orangtua, minta lah do`a beliau. Sebab, do`a seorang ibu adalah do`a yang dikabulkan.

Ibu.... Tak akan pernah mendo`akan kejelekan kepada anaknya,. Walau bagaimana pun marahnya, namun hatinya amat lembut, bagai air di tengah gurun, Sungguh, aku tak dapat berkata apa2 lagi. Seorang Ulama besar, kala itu beliau tengah memberi kajian di Majlis `Ilmu, kemudian Ibu beliau memanggil untuk pulang memberi makan hewan ternak, beliau tutupKitab, dan berlanjut pulang. Setelah selesai, beliau balik lagi ke Majlis `Ilmu, dan Jama`ah masih diisana menunggu beliau. Begitu juga Do`a Ibu Imam Bukhari, ketika beliau waktu kecil mengalami kebutaan.

Beliau menagis berdo`a pada Allah, dan dalam mimpi beliau bertemu dengan Abu Bakar, dan Abu Bakar berkata bahwamam Bukhari akan disembuhkan. Ternyata memang benar, Imam Bukhari sembuh. Subhaanallaah, Imam Bukhari hanya dibesarkan dan dididik dengan tangan seorang Ibu. Ada sebuah kisah dari Salaf. Iyas bin Muawiyyah radhiyallaahu `anhu, Ibu beliau meninggal. Dan beliau menangis. Kemudian ada yg bertanya kepada beliau, "Kenapa engkau menangisi kematian Ibumu..?", beliau menjawab, "Aku tak menangisi kematian beliau, yg aku tagiskan adalah, 1 pintu pembuka surga ku tertutup..." Begitu juga, kisah Zainul Abidin. Beliau adalah orang yg paling berbakti pada Ibunya. Sso bertanya pada beliau, "Aku tak pernah melihatmu makan bersama orangtuamu, kenapa begitu..?", beliau menjawab, "Aku takut, mengambil makanan yang orangtua ku juga menginginkan itu..." Selanjutnya, silahkan buka Kitab Syi`ar A`lamu An Nubala`, karya Imam Adz Dzahabi rahimahullaah, salah satu murid kesayangan Syaikh Ibnu Taimiyyah rahimahullaah.

Subhaanallaah Kalau lah disediakan halaman untuk menukil bakti para Salaf kepada orangtua beliau, baik itu orangtua yg masih belum mendapat hidayah, masih kafir, atau yg sudah shalih, sungguh aku tak dapat menuliskannya, karena salaf adalah orang2 yg terkenal paling taat pada orangtua beliau. Saudari, jika sekiranya kalian berada dekat dengan orangtua, apakah serumah, berdekatan rumah, sedesa, dst, manfaatkanlah dan maksimalkanlah untuk berbakti dan berbuat baik pada mereka, apalagi kalau beliau sudah tua renta, udzur. Tidakkah kalian merasakan ketika berada jauh dengan mereka, kalian akan merasa rindu sekali. Jika, yang dahulu pernah durhaka pada mereka, dan belum sempat meminta maaf, sedangkan mereka sudah meninggal, satu-satu nya cara adalah taubatlah pada Allaah dan perbanyaklah beramal shalih. Ingatlah, jika sudah tiada, baru terasa... Bagaimana perlakuan kita thd orangtua, begitu pula lah perlakuan anak kita pada kita.

Renungkanlah... Jangan lupa mendo`akan beliau, baik itu orangtua yg masih ada ataupun yg sudah meninggal (inilah dedikasi anak shalih yg terus mengalir pahala amalan anaknya pada orangtua, krn itu adalah jerih payah orangtua) Sambung silaturrahmi dengan teman2 atau kerabat orangtua.... Baarakallaahu fiik Nasihat buat saya khususnya, dan saudari semua,. Semoga manfaat,

Ada satu hari yang sudah pasti akan ditentukanNya pada saat yang tak seorang manusiapun bisa meramalkannya. Tahukah engkau, saat hari itu tiba, apa yang akan Ia tanyakan padamu? 1. Tuhan tak bertanya jenis kendaraan apa yang kau gunakan, Dia akan bertanya berapa banyak orang yang kau berikan tumpangan. 2. Tuhan takkan bertanya berapa luas halaman rumahmu, Ia bertanya berapa banyak orang yg kau terima dirumahmu. 3. Tuhan tidak bertanya tentang pakaian yang kau simpan dilemari, Ia bertanya berapa banyak orang yg telah kau berikan pakaian. 4. Tuhan tidak bertanya berapa besar gajimu, Ia akan bertanya apakah engkau menjual hati nuranimu untuk memperolehnya. 5. Tuhan takkan bertanya apakah pekerjaanmu, Ia akan bertanya apakah engkau menjalankan pekerjaanmu dengan kemampuaan terbaik yg kau miliki. 6. Tuhan takkan bertanya berapa banyak teman yg kau miliki, Ia akan bertanya berapa banyak orang yg mengalami bahwa engkau adalah teman. 7. Tuhan takkan bertanya dengan tetangga seperti apa engkau tinggal, Ia akan bertanya bagaimana engkau memperlakukan tetanggamu. 8. Tuhan takkan bertanya mengenai warna kulitmu, Dia akan bertanya putihk

Pangkal Dunia

Pangkal dunia adalah beban dan ujungnya adalah fana, yang halalpun akan ada hisabnya di sisi Allah, sementara yang haram berujung siksa. Yang bersih dari kotoran dunia maka dia akan akan aman di mata Allah...yang berlumur dunia akan dilanda guncangan sesal...para pengais dunia akan dilanda banyak ujian...sementara yang sama sekali tak memilikinya maka dia akan sedih belaka...yang menahan diri dari yang haram maka harta halal akan berebut mendatanginya...yang terpesona dan nanar menatap dunia...dia akan gelap mata...dunia itu bagaikan ular berbisa lembut sentuhannya namun racunnya membunuh dengan cepat...orang-orang yang bodoh gandrung padanya sementara yang cerdas berhati-hati dengannya...dia penipu paling licik saat kita lengah...

Rabu, 08 Agustus 2012

5 Tempat Manusia Menyesal

1. Menghadapi Kematian
Firman Allah swt Dalam Qs. Al-Munafiqun (63): 10
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ(10)
Artinya: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?" (Qs. Al-Munafiqun (63): 10)
2    2. Alam Barzakh
Firman Allah swt Dalam Qs. Al-Mu’minun (23): 99-100
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ(99)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ(100)
Artinya: “(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).(99) Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.(Qs. Al-mu’minun (23): 99-100)
3    3. Dibangkitkan Dari Kubur
Firman Allah swt Dalam Qs. Ali Imran (03): 30
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ(30)
Artinya: “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. (Qs. Ali Imran (03): 30)
4    4. Menghadapi Mizan
Firman Allah SWT dalam QS. An-Naba (78) : 40
إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَالَيْتَنِي
Artinya : Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah". (QS. An-Naba (78) : 40)
5    5 . Dipinggir Neraka
Firman Allah swt QS Al-Fathir (35) : 37
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ(37)
Artinya : “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami niscaya Kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah Kami kerjakan". dan Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS Al-Fathir (35) : 37)

Apa Yang Akan Ditanyakan Tuhan ?

Pada satu hari yang sudah pasti akan ditentukanNya pada saat yang tak seorang manusiapun bisa meramalkannya. Tahukah engkau, saat hari itu tiba, apa yang akan Ia tanyakan padamu?

1. Tuhan tak bertanya jenis kendaraan apa yang kau gunakan, Dia akan bertanya berapa banyak orang yang kau berikan tumpangan.

2. Tuhan takkan bertanya berapa luas halaman rumahmu, Ia bertanya berapa banyak orang yg kau terima dirumahmu.

3. Tuhan tidak bertanya tentang pakaian yang kau simpan dilemari, Ia bertanya berapa banyak orang yg telah kau berikan pakaian.

4. Tuhan tidak bertanya berapa besar gajimu, Ia akan bertanya apakah engkau menjual hati nuranimu untuk memperolehnya.

5. Tuhan takkan bertanya apakah pekerjaanmu, Ia akan bertanya apakah engkau menjalankan pekerjaanmu dengan kemampuaan terbaik yg kau miliki.

6. Tuhan takkan bertanya berapa banyak teman yg kau miliki, Ia akan bertanya berapa banyak orang yg mengalami bahwa engkau adalah teman.

7. Tuhan takkan bertanya dengan tetangga seperti apa engkau tinggal, Ia akan bertanya bagaimana engkau memperlakukan tetanggamu.

8. Tuhan takkan bertanya mengenai warna kulitmu, Dia akan bertanya putihkah hatimu.

9. Tuhan takkan bertanya mengapa sekian lama engkau mencari keselamatan, Dia akan dengan penuh kasih membawa engkau ke rumah surgawi, dan bukannya ke gerbang neraka.

10. Tuhan tak perlu bertanya,kepada berapa banyak orang kau teruskan pesan ini, Dia telah mengetahui keputusanmu.

Selasa, 07 Agustus 2012

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa-puasa sunnah. Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …” (Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi). Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan, Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhori: 6502)
Puasa Seperti Setahun Penuh
Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari Tsauban, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan dalam Syarh Shohih Muslim 8/138, “Dalam hadits ini terdapat dalil yang jelas bagi madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud beserta ulama yang sependapat dengannya yaitu puasa enam hari di bulan Syawal adalah suatu hal yang dianjurkan.”
Dilakukan Setelah Iedul Fithri
Puasa Syawal dilakukan setelah Iedul Fithri, tidak boleh dilakukan di hari raya Iedul Fithri. Hal ini berdasarkan larangan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Umar bin Khothob, beliau berkata, Ini adalah dua hari raya yang Rosululloh melarang berpuasa di hari tersebut: Hari raya Iedul Fithri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan daging korban kalian (Iedul Adha).” (Muttafaq ‘alaih)
Apakah Harus Berurutan ?
Imam Nawawi rohimahulloh menjawab dalam Syarh Shohih Muslim 8/328: “Afdholnya (lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Iedul Fithri. Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits ini”. Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan Syawal. Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya berdasarkan dalil-dalil yang berisi tentang anjuran bersegera dalam beramal sholih. Sebagaimana Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (Al Maidah: 48). Dan juga dalam hadits tersebut terdapat lafadz ba’da fithri (setelah hari raya Iedul Fithri), yang menunjukkan selang waktu yang tidak lama.
Mendahulukan Puasa Qodho’
Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’. Sebab mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahulloh berkata dalam Lathiiful Ma’arif, “Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa sunnah Syawal”. Pendapat ini juga disetujui oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Mumthi’. Pendapat ini sesuai dengan makna eksplisit hadits Abu Ayyub di atas.
Semoga kebahagiaan selalu mengiringi orang-orang yang menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Wallohu a’lam bish showab.

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa-puasa sunnah. Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …” (Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi). Puasa dalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan, Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhori: 6502)
Puasa Seperti Setahun Penuh
Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari Tsauban, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan dalam Syarh Shohih Muslim 8/138, “Dalam hadits ini terdapat dalil yang jelas bagi madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud beserta ulama yang sependapat dengannya yaitu puasa enam hari di bulan Syawal adalah suatu hal yang dianjurkan.”
Dilakukan Setelah Iedul Fithri
Puasa Syawal dilakukan setelah Iedul Fithri, tidak boleh dilakukan di hari raya Iedul Fithri. Hal ini berdasarkan larangan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Umar bin Khothob, beliau berkata, Ini adalah dua hari raya yang Rosululloh melarang berpuasa di hari tersebut: Hari raya Iedul Fithri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan daging korban kalian (Iedul Adha).” (Muttafaq ‘alaih)
Apakah Harus Berurutan ?
Imam Nawawi rohimahulloh menjawab dalam Syarh Shohih Muslim 8/328: “Afdholnya (lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah Iedul Fithri. Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih mendapatkan keuatamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits ini”. Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut atau tidak, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan Syawal. Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya berdasarkan dalil-dalil yang berisi tentang anjuran bersegera dalam beramal sholih. Sebagaimana Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (Al Maidah: 48). Dan juga dalam hadits tersebut terdapat lafadz ba’da fithri (setelah hari raya Iedul Fithri), yang menunjukkan selang waktu yang tidak lama.
Mendahulukan Puasa Qodho’
Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’. Sebab mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahulloh berkata dalam Lathiiful Ma’arif, “Barangsiapa yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa sunnah Syawal”. Pendapat ini juga disetujui oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Mumthi’. Pendapat ini sesuai dengan makna eksplisit hadits Abu Ayyub di atas.
Semoga kebahagiaan selalu mengiringi orang-orang yang menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Wallohu a’lam bish showab.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Lailatul Qadr Menurut Dua Pemikir Tasawuf Berbeda Zaman.


Lailatul qadr adalah malam istimewa, malam keutamaan. Keutamaan itu, menurut Nasaruddin Umar, pengajar IAIN Jakarta, berupa vibrasi (getaran) spiritual.
Lail adalah malam. Perspektif tawasuf memandangnya sebagai sisi feminin. Lawan katanya nahr, siang, sebagai sisi maskulin. Lailatul qadr menonjolkan nuansa feminin dalam arti nurturing: kelembutan, kehangatan, kemesraan, pengayoman. Lawannya struggle: perebutan, keangkuhan, penguasaan, ketegaran.
Lailatul qadr memancarkan pesan agar hamba Allah menciptakan kualitas feminin dalam dirinya, yakni membangun rasa kasih. “Jalur tercepat menjumpai Allah adalah jalur feminin. Makanya disebutkan dalam hadis Nabi, `Al-jannatu tahta aqdamil ummahat, surga itu di bawah telapak kaki ibu,” kata Nasaruddin.
Ibu dalam nash (teks) tersebut bermakna kualitas feminin, yang bisa pula dicapai kaum laki-laki. Yakni mencapai kecerdasan spiritual yang sangat berbeda dengan kecerdasan intelektual. Kecerdasan spiritual jauh lebih dahsyat.
Kalau kita salat dengan mengandalkan logika, yang teringat bukan Tuhan. Mungkin nostalgia, proposal yang kita susun, atau munculnya ide-ide segar. Padahal dalam ibadah khusus, yaitu salat yang cuma beberapa menit itu, kita dituntut benar-benar ingat Tuhan. Dengan kecerdasan spiritual orang bisa menangis saat teringat Tuhan, dan merasakan keindahan tersendiri di dalam batinnya. “Dengan begitu, salatnya punya bekas,” kata Nasaruddin.
Lalu, apa kaitan kecerdasan spiritual dengan lailatul qadr?
“Lailatul qadr itu password atau entry point mencontoh sifat-sifat Tuhan,” ujarnya. Sayangnya, orang menyambut lailatul qadr dengan hiruk-pikuk dan berbau mitos. “Lailatul qadr jangan dimitoskan. Ada yang menunggu air membeku, kalau sudah dilihatnya air membeku, saat itulah ia berdoa. Bukan itu yang dimaksud malam kemuliaan.” Lailatul qadr jangan diukur dimensi waktu di bumi. Sebab, malam di sini berarti masih siang di tempat lain. Begitu juga sebaliknya, malam di sana, siang di sini.
Lailatul qadr itu simbol, bukan fakta. Kalau memang fakta, ukuran malamnya ukuran mana, malam di Arab Saudi atau di Indonesia? Pahami lailatul qadr sebagai suasana batin feminin: indah, lembut, penuh kepasrahan, dan kehangatan terhadap Tuhan.
Sampai di sini Nasaruddin bertemu dengan Hamka, penulis buku Tasawuf Modern, bahwa inti lailatul qadr adalah pencerahan. Bagi Hamka, yang dimaksud lailatul qadr adalah seperti masuk Islamnya Umar ibn Khattab, tatkala membaca lembaran mushaf yang direbutnya paksa dari adiknya, “Thaha! Tidaklah Kami turunkan kepada engkau Al-Quran supaya engkau sengsara. Melainkan peringatan bagi orang yang takut. Diturunkan oleh yang menjadikan bumi dan langit yang tinggi. Yaitu Yang Mahamurah, yang bersemayam di Arasy (ayat 1 sampai 5).
Umar membacanya dua tiga kali, diulang-ulangnya. Ayat itu merasuk ke kalbunya, lalu datang suasana batin yang mengubah arah hidupnya. “Di mana Muhammad. Bawa aku kepadanya.” Dan Umar pun masuk Islam. “Itulah saat kemuliaan yang melebihi 1.000 bulan,” tulis Hamka.
Atau tatkala seorang pemuda merayap-rayap pada malam hari, mencari perempuan untuk diajaknya bermaksiat. Tiba-tiba dari satu rumah berlentera terang terdengar suara merdu. Segera tahu si pemuda, di situlah berdiam perempuan rupawan tak bersuami. Dia masuk, lantas tertegun-tegun memandangi paras rupawan sang perempuan yang ternyata sedang membaca Al-Quran. Makin tertegun dia tatkala telinganya mendengar suara perempuan itu sampai pada bacaan: Alam ya’ni lilladziina `aamanuu, an takhsya’a quluubuhum lidzikrillahi wamaa nazala minal haqqi, belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman buat tunduk hati mereka mengingat Allah dan kebenaran yang telah Dia turunkan?” (Al-Hadid:36).
Si pemuda merasa ayat itu seakan-akan dipukulkan kepadanya. Bergetarlah dia merasakan ada iman di lubuk jiwanya, yang selama ini telah diselubungi hawa nafsu. Ambruklah saat itu jua segala syahwat, ia meluncur turun, lari menuju masjid menegakkan salat. Sejak itu berubah hidupnya, menjadi manusia saleh. Pemuda itu tak lain Fudhail ibn Ayyadh. “Malam tatkala dia mendengar ayat Quran, lalu tergetar hatinya dan berubahlah perilakunya, itulah lailatul qadr.”
***
Dari Sahabat

Asal-usul malam Lailatul Qadar

Pada suatu hari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bercerita kepada para sahabatnya tentang pejuang dari Bani Israil yang bernama Sam’un. Selama 1000 bulan atau delapan puluh tiga tahun ia tidak pernah meletakkan senjata atau beristirahat dari perang Fii Sabilillah. Ia hanya berperang dan berperang demi menegakkan agama Allah tanpa mengenal rasa lelah. Para sahabat ketika mendengar cerita tersebut, mereka merasa kecil hati dan merasa iri dengan amal ibadah dan perjuangan orang tersebut. Mereka ingin melakukan amal ibadah dan perjuangan yang sedemikian rupa, tapi bagaimana mungkin untuk melakukannya sedang umur kehidupan mereka jarang yang mencapai usia lebih dari enam puluh atau tujuh puluh tahun. Di dalam hadist disebutkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: “Usia ummatku sekitar enam puluh atau tujuh puluh tahun”. karena itulah mereka bersedih dan kecil hati.


Ketika para sahabat sedang berfikir dan merenungkan tentang hal itu, dimana mereka merasa kecil hati karena tidak mungkin berbuat hal yang telah diperbuat oleh orang Bani Israil yang telah disebutkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, maka datanglah malaikat Jibril kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam membawa wahyu dan kabar kembira kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Berkata malaikat Jibril Alaihis Salaam: “Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepadamu ya Rasulullah surat Al Qadr, dimana di dalamnya terdapat kabar gembira untukmu dan ummatmu, dimana Allah menurunkan malam Lailatul Qadr, dimana orang yang beramal pada malam Lailatul Qadr mendapatkan pahala lebih baik dan lebih besar daridari pada seribu bulan. 
Maka amal ibadah yang di kerjakan ummatmu pada malam Lailatul Qadr lebih baik dari pada seorang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil yang beribadah selama delapan puluh tahun”. Lalu malaikat jibril membacakan surat Al Qadr yang 


 Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemulian (Lailatul Qadr).” “Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan”. “malam kemulian itu lebih baik dari seribu bulan”. Pada malam itu turun para malaikat dan ruh dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. “Malam itu penuh kesejahtraan sampai terbit fajar”.

 Maka dengan turunnya wahyu tersebut yang penuh dengan kabar gembira, Rasulullah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya merasa senang dan gembira dengan adanya Lailatul Qadr.
Kapankah terjadinya malam Lailatul Qadr ??? Yang pasti Lailatul Qadr terjadi disetiap bulan Ramadhan, sebagaimana yang di sepakati oleh Ulama ahli tafsir. Namun yang menjadi perbedaan pendapat adalah tentang hari apa dan tanggal berapa terjadinya malam Lailatul Qadr?

Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa suatu hari Rasulullah menjanjikan para sahabatnya untuk memberitahukan kepada mereka tentang malam keberapa akan terjadanya Lailatul Qadr, akan tetapi karena terjadi perselisihan antara beberapa orang, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala merahasiakan waktu kedatangan Lailatul Qadr di malam malam bulan Ramadhan. Oleh karena itulah para Ulama mengatakan bahwa kedatangan malam Lailatul Qadr ada kemungkinan di awal malam dari bulan Ramadhan atau di salah satu malam di malam-malam bulanRamadhan.

Didalam suatu hadist Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang artinya: “Carilah malam lailatul qadar dimalam-malam 10 akhir di bulan Ramadhan”.
Berkata Al Imam Malik, bahwa kedatangan malam Lailatul Qadr itu di malam-malam 10 akhir dibulan Ramadhan dengan tanpa ada ketentuan tanggal atau malam. Menurut pendapat Imam Syafii, Lailatul Qadr kemungkinan besar datang pada tanggal 21 Ramadhan, dan menurut Sayyidatuna Aisyah Radhiallahu Anha Lailatul Qadr datang pada tanggal 17 Ramadhan, sedangkan Sayyiduna Abu Dzar dan Al Hasan Al basri mengatakan bahwasanya kedatangan malam Lailatul Qadr pada tanggal 25 Ramadhan. Tetapi pendapat paling banyak diantara para sahabat, seperti Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Ubay bin Kaab dan Al Imam Ahmad bin Hambal didalam riwayatnya bahwa kedatangan malam Lailatul Qadr pada tanggal 27 Ramadhan dan banyak juga dari Ulama Ulama besar yang mengatakan bahwa kedatangan malam Lailatul Qadr dirahasiakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Inilah pendapat-pendapat yang mengatakan tentang kedatangan malam Lailatul Qadr, lalu bagaimana kita menyikapi hal tersebut? Perlu kita ketahui hikmah di rahasiakannya kedatangan malam Lailatul Qadr adalah agar kita Umat Islam berjaga-jaga dan bersiap-siap dengan melakukan ibadah disetiap malam dibulan Ramadhan tanpa harus menentukan satu malam atau menjadikan malam tertentu lebih dari malam lainnya. Kita harus meningkatkan nilai-nilai ibadah kita dibulan Ramadhan dengan prinsip malam ini lebih baik dari malam kemarin dan seterusnya, dan berharap pada Allah SWT agar diberi taufik untuk beribadah pada malam Lailatul Qadr, sehingga kita mendapatkan ucapan salam dari para malaikat yang turun ke bumi dan masuk ke setiap rumah orang-orang mu’min untuk memberikan salam dan mendoakan kepada penghuni rumah. 
Bahkan di riwayatkan didalam hadist oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam didalam khutbahnya: “Barangsiapa memberikan makanan untuk orang berbuka puasa dari hartanya yang halal maka malaikat memintakan ampunan dari Allah atas dosa-dosanya sepanjang bulan Ramadhan dan disaalmi oleh Jibril Alaihis Salaam dimalam Lailatul Qadr dan barang siapa yang disalami oleh jibril niscaya lembut hatinya dan banyak air matanya”.

Dan apa bila kita ingin mengetahui apakah rumah kita telah di masuki oleh para malaikat dan kita telah di salami olah malaikat Jibril di malam Lailatul Qadr, maka lihatlah diri kita apakah hati kita lembut apakah mata kita selalu mencucurkan air matanya karena Allah? Maka apabila kita telah dapati hal hal tersebut di diri kita maka kita termasuk didalam golongan orang-orang yang berbahagia yang melebihi orang-orang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil dan kita termasuk didalam golongan orang-orang yang patut untuk dibanggakan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam di hari kiamat nanti di hadapan para Nabi dan Rasul.

Di katakan oleh para Ulama bahwa diantara tanda-tanda malam Lailatul Qadr adalah pagi harinya matahari bersinar cerah, tetapi sinarnya tidak terlalu panas dan hari itu penuh dengan ketenangan dan ketenteraman sehingga dikatakan tidak terdengar gonggongan anjing, dan banyak lagi tanda-tanda yang lainnya. 
Dan juga banyak dari orang-orang yang berhati suci mengetahui kedatangan malam Lailatul Qadr. Sehinngga diriwayatkan didalam hadist bahwasanya istri Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam Sayyidatuna Aisyah Radhiallahu Anha bertanya kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: “Ya Rasulullah apabila aku mengetahui kedatangan malam Lailatul Qadr apa yang aku baca?” Maka menjawab Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: “Ya Aisyah apabila egkau mengetahui kedatangan Lailatul Qadr maka bacalah ya Allah sesungguhnya engkau maha pengampun dan menyukai ampunan maka ampunilah aku”.
Dari sini kita mengambil kesimpulan bahwa beberapa orang mengetahui tentang kedatangan malam karena itulah Sayyidatuna Aisyah berkata: “Apabila aku mengetahuinya” dan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam menjawab pertanyaan Sayyidatuna Aisyah sebab apabila pertaanyaan Sayyidatuna Aisyah salah, dan tidak ada orang yang mengetahui kedatangan Lailatul Qadr maka untuk apa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam menjawab pertanyaan Sayyidatuna Aisyah.

Oleh karena itulah diriwayatkan oleh ahli sejarah bahwa dibeberapa kota muslim yang penuh dengan Ulama, seperti di negeri Yaman perempuan-perempuan berbincang-bincang dengan sesama mereka (mengosip) dan mereka mengatakan kepada temannya: “Apakah kamu melihat Lailatul Qadr semalam?” Maka temannya menjawab: “Ya aku pun melihatnya”. Dan begitulah yang menjadi obrolan mereka di pagi hari Lailatul Qadr.

Semoga sangat bermanfaat.