Rabu, 19 Desember 2012

Rahasia Umur Panjang Suku Hunza (Rerata Harapan hidup 200 tahun)


Berdasarkan hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO), disimpulkan bahwa orang-orang sehat, kuat & terpanjang usia di dunia dimasa ini adalah : suku muslim Hunza yang Ting
gal dan hidup di kaki pegunungan Himalaya - Qashmir India, usia mereka rata-rata mencapai 200 Tahun, sebanding dengan orang indonesia berusia 45 Tahun, dan mereka dalam usia tersebut masih melakukan segala aktivitas, baik berladang, bertani, bahkan sering berolah raga seperti umumnya masyarakat Indonesia.


1. Mengapa orang suku Hunza berusia panjang dan tersehat di dunia. Apa Rahasianya ?

Ternyata mereka bergaya hidup ORGANIK, alias kembali ke alam. Gizi (Makanan) sehari-hari orang Suku Hunza terdiri dari biji-bijian, sayur-sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian yang ditanam tanpa melibatkan penggunaan zat-zat kimia. GIZI NABATI MURNI, memelihara saluran (Nadi) tubuh tetap bersih dan lapisan dalam usus tetap utuh tidak berkarat.

Pada umumnya suku Hunza suka hidup bertoleransi, membagi dan pemerhati untuk sesama. mereka tidak ingin hidup berlebihan, kesederhanaan terpancar dari relung kehidupan dan realitas, bahkan mereka lebih senang hidup membantu dan bergotong royong dalam segala hal. aplikasi seperti ini sering mereka lakukan dimana saja, kapan saja, tanpa mengenal waktu serta keadaan. ini merupakan salah satu wujud nyata dalam kehidupan sebagai bentuk ketenangan jiwa dan kepuasan batin. Disinilah mereka mendapat ketenangan untuk berfikir dalam menyelesaikan permasalahan hidup, karena pada jiwa yang tenang terdapat fikiran yang jernih, karena setiap penyakit timbul hampir 45% adalah dari bathin/fikiran.


2. Mengapa usia dan kesehatan manusia zaman modern ini merosot tajam ?

Di Zaman sekarang ini secara sadar atau tidak sadar, makanan kita tercemar oleh zat-zat kimia yang sukar keluar dari tubuh, bahkan menjadi endapan dan kerak pengotor (TOXIN) yang meracuni saluran (nadi), kelenjar pituitary dan usus kita.
Diantaranya zat-zat kimia (anorganis) yang mencemari tubuh kita : obat-obatan, pupuk kimia, pestisida, hormon pemacu pertumbuhan, Zat Narkoba, Perokok (Nikotin), Kafein, serta Obat Analgetikum (penekan terhadap syaraf pusat untuk menhilangkan rasa sakit/nyeri) yang sangat membahayakan kesehatan tubuh dengan memunculkan penyakit-penyakit degeneratif semacam stroke, diabet, asam urat, jantung, tekanan darah tinggi, glukoma, kanker, migrain, kulit rusak, alergi, ambeyen, dll.
Kondisi kesehatan dan usia mengalami kemerosotan tajam antara 40-50% dari usia sesungguhnya.

NAH SIAPA YANG INGIN BERUMUR PANJANG, AWET MUDA, DAN BAHAGIA, MARI KITA BELAJAR DARI SUKU HUNZA

Kebahagian Ayah dan Anak.

Ia sangat bangga pada anaknya yang sukses itu. Sekalipun ia tahu bahwa anaknya tak pernah puny
a banyak waktu untuknya kini. Memecah keheningan, sang ayah bertanya pada anaknya...

"Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,"

"Ikan koi, ayah. Aku membawanya dari Jepang," jawab si anak.

Merekapun kembali diam. Beberapa menit kemudian sang ayah bertanya lagi.

"Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,"

"Kan aku sudah bilang tadi. Ini ikan koi, aku membawanya dari Jepang, kemarin," jawab si anak ketus.

Ayahnya mengangguk-angg uk dan mengagumi ikan-ikan yang berlarian di kolam tersebut.

Selang beberapa menit kemudian, ia kembali bertanya.

"Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,"

Dengan geram, si anak tetap fokus pada iPad yang dipegang di tangannya. Tanpa menoleh pada si ayah ia menjawab ketus, "itu namanya ikan koi, yah. Ikan koi!"

Ayahnya tersenyum sambil terus mengagumi ikan-ikan indah tersebut.

Dan untuk kesekian kalinya sang ayah bertanya pada anaknya.

"Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,"

Si anak langsung meletakkan iPad di genggamannya. "Ayah, kenapa sih ayah menanyakan hal yang sama berulang-ulang? Bukankah aku sudah bilang ini adalah ikan koi. Kenapa ayah nggak ngerti juga?"

Ayahnya terdiam. Dengan gerakan yang sangat lambat ia mengambil dompet di sakunya. Mengeluarkan sebuah foto masa mudanya. Ketika ia pergi memancing dengan anaknya di sebuah danau dekat rumah.

"Ingatkah kau akan foto ini nak? Saat itu kau masih kecil. Rasa keingintahuanmu sangat besar. Setiap kali ayah mendapat ikan, kau akan bertanya pada ayah 'ikan apakah itu, ayah?' dan ayah akan menjawabnya dengan penuh kesabaran. Tak hanya sekali saja pertanyaan itu keluar dari mulut kecilmu. Kau akan mengulangi sebuah pertanyaan sebanyak 25 kali jika kau sangat ingin tahu. Dan ayah tetap menjawabnya dengan penuh kesabaran. Tetapi, mengapa kini ayah baru bertanya 4 kali saja, kau sudah marah?" tanyanya sambil meneteskan air mata.

***

Kejadian ini mungkin pernah dirasakan oleh kita juga. Saat kondisi orang tua sudah mulai menua. Pertanyaan-pert anyaan atau cerita-cerita yang sudah pernah diucapkan akan terus menerus diucapkan. Beliau mungkin tidak ingat, atau hanya terlalu bersemangat membahas sebuah topik. Dan untuk itulah, kita yang dulu juga pernah menanyakan hal berulang-ulang di saat masih anak-anak, hendaknya bersikap sama sabarnya. Menjawab semua pertanyaan yang sama dengan hati ikhlas. Mendengarkan cerita yang sama terus menerus bak belum pernah mendengar sebelumnya.

Setidaknya bahagia orang tua itu sederhana, didengarkan dengan ikhlas.

Mewujudkan KEINGINGAN dengan SEKETIKA Melalui Shalat Hajat

Pernahkah tersirat dalam benak Anda ketika membutuhkan pertolongan orang lain, kemudian hal tersebut ingin terwujud seketika? Mungkin saja hal ini bisa terbayang dalam benak banyak orang. Terutama ketika dalam keadaan terdesak ketika merasa tidak ada orang lain yang bisa dimintai pertolongan atau bantuan. Namun, menurut Anda apakah hal tersebut bisa benar-benar terwujud? Misalnya mendadak datang malaikat menemui kita, lalu membantu apa yang kita harapkan.

Sebenarnya hal tersebut bisa saja terjadi bagi seseorang yang pada hakikatnya sebuah pertolongan dari Allah SWT atas doa kita. Peristiwa ini biasanya dialami oleh para nabi yang mendapatkan mukjizat. Namun, selain para nabi, ada juga kisah yang dikutip dari kitab Abjadul ‘Ulumil Wasyi Al-Marqum fi Bayani Ahwalil ‘Ulum karya Shadiq bin Hasan Al-Qanuji.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, Anas berkata, “Ada seorang pedagang yang biasa dipanggil dengan nama Abu Muqhlaq. Ia merupakan salah satu shahabat Nabi Muhammad saw dari kaum Anshar. Ia mengembara ke berbagai pelosok negeri untuk berdagang. Ia seorang yang taat beribadah dan selalu menjaga dirinya untuk tidak memakan barang subhat, apalagi yang haram.

Suatu ketika, Abu Mughlaq bepergian dan bertemu dengan seorang perampok bertopeng dan bersenjata. Perampok itu berkata kepadanya, “Letakkan apa yang kamu bawa, aku akan membunuhmu!”
Abu Muqhlaq menjawab, “Kenapa kau ingin membunuhku? Ambil saja hartaku sesukamu.”
“Kalau harta, aku sudah punya. Aku hanya menginginkan nyawamu,” hardik perampok itu.
Abu Muqhlaq menjawab, “Jika kamu bersikukuh demikian, izinkan aku mengerjakan shalat empat rakaat -- terlebih dahulu.”
“Lakukan saja!” tegas si perampok.
Abu Mughlaq pun berwudhu, lalu melakukan shalat hajat empat rakaat. Saat melakukan sujud yang terakhir, ia memanjatkan doa, “Wahai Dzat Yang Maha Pecinta, wahai yang memiliki ‘Arsy yang mulia, wahai yang melaksanakan apa yang Engkau inginkan, aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu yang tidak dilemparkan dan kerajaan yang tidak dihimpunkan dan dengan cahaya-Mu yang meliputi rukun ‘Arsy-Mu, cegahlah kejahatan pencuri (perampok) ini. Wahai Dzat Yang Maha Penolong, tolonglah aku.”
Saat itu, secara tiba-tiba muncul seorang penunggang kuda dengan memegang tombak yang diletakkan di antara telinga kudanya. Penunggang kuda itu lalu mendatangi si perampok dan menikamnya hingga mati. Kemudian ia menemui Abu Muqhlaq yang taat beribadah tersebut dan berkata, “Berdirilah!”
Dengan keheranan, Abu Muqhlaq bertanya, “Demi bapak dan ibumu, siapakah engkau? Allah menyelamatkanku dengan perantaramu hari ini.”

Si penunggang kuda itu menjawab, “Aku adalah malaikat penghuni langit keempat. Ketika engkau memanjatkan doamu yang pertama, aku mendengar pintu langit bergemuruh. Ketika engkau memanjatkan doamu yang kedua, aku mendengar penghuni langit gaduh. Dan, ketika engkau memanjatkan doamu yang ketiga, aku mendapatkan berita, ‘Ini adalah doa orang yang sedang dalam kesusahan.’ Selanjutnya aku memohon kepada Allah agar mewakilkanku untuk membunuh perampok itu.”

Mengenai riwayat ini, Hasan berkata, “Barangsiapa berwudhu, lalu mengerjakan shalat (shalat hajat) empat rakaat dan memanjatkan doa tadi (doa Abu Mughlaq) maka doa itu akan dikabulkan baginya, baik ia sedang dalam kesulitan maupun tidak.”

Dari kisah di atas, kita bisa mengambil hikmahnya. Kita patut mencontoh Abu Mughlaq ketika dalam kesulitan atau masalah. Apa yang dilakukan Abu Mughlaq sangat relevan dengan perintah Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 45. Dan, berkenaan dengan itu, shalat hajat merupakan media shalat yang dikhususkan untuk kita dalam memanjatkan kebutuhan (hajat), keinginan, dan pertolongan kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana pula ditegaskan di dalam hadits Rasulullah saw.

Ingin tahu lebih dalam tentang rahasia shalat hajat dan keajaibannya? Buku The Ultimate Power of Shalat Hajat terbitan QultumMedia ini akan menjelaskannya untuk Anda seputar dahsyatnya shalat hajat dalam mewujudkan keinginan menjadi kenyataan. Buku setebal 186 halaman ini ditulis oleh Ibnu Thahir untuk membantu Anda dalam menyelesaikan setiap problematika hidup dengan mengadukannya langsung kepada Allah melalui shalat hajat.

Minggu, 16 Desember 2012

Pesan/SMS Malaikat Maut(Izrail) untuk Nabi Yakub

Nabi Yakub adalah putra Nabi Ishak dan cucu Nabi Ibrahim. Ia dikenal juga dengan nama Isra’il, sehingga anak keturunannya disebut Bani Isra’il. Konon, Nabi Yakub bersaudara dengan Malaikat Maut.

Suatu hari, Malaikat Maut datang mengunjungi Nabi Yakub. Melihat kedatangan malaikat itu, Nabi Yakub bertanya, “Wahai Malaikat Maut, engkau datang untuk mencabut nyawaku atau hanya sekedar berkunjung?”
“Aku datang hanya untuk berkunjung saja,” jawab Malaikat Maut.

“Baiklah kalau begitu,” kata Nabi Yakub. Dalam percakapan selanjutnya, Nabi Yakub bertanya pada Malaikat Maut, “Bolehkah aku memohon satu permintaan kepadamu?”

“Apa permintaanmu, wahai Nabi Allah?”

“Jika sudah tiba waktunya nanti, ketika engkau telah diutus untuk mencabut nyawaku, tolong berilah tanda kepadaku sebelumnya.”

“Baiklah,” jawab Malaikat Maut menyanggupi permintaan Nabi Yakub.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun berganti tahun. Malaikat Maut datang kembali dan bertemu Nabi Yakub. Seperti biasa, Nabi Yakub bertanya, “Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku atau sekedar berkunjung?”

“Kali ini aku diutus untuk mencabut nyawamu.”

“Bukankah engkau telah berjanji untuk memberi tanda sebelum saat ini terjadi?” kata Nabi Yakub.
“Benar, dan aku telah melakukan itu. Hanya saja kamu tak menyadarinya. Bukankah kemarin aku datang menjemput keponakanmu, sementara engkau berada di sana?” Ia kemudian melanjutkan, “Aku pun telah mengirim utusan kepadamu. Rambutmu yang dulu hitam kini telah memutih. Tubuhmu yang dulu kekar dan kuat kini melemah. Dulu kamu berjalan dengan tubuh tegak sekarang menjadi bungkuk. Tidakkah kau sadar, semua itu adalah utusanku pada anak Adam sebelum ajal menjemputnya?” «


Dinukil dari kitab al-Buka’ min Khasyatillah karangan Syaikh Abdurrahman as-Sinjari. Juga kisah dari kitab Zahri Riyadh.

Minggu, 09 Desember 2012

Cinta Dunia Takut Mati (hubbuddunya wa karohiatul maut)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “ Akan terjadi masa dimana umat-umat diluar islam berkumpul disamping kalian wahai umat islam. Sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang menyantap hidangan. Lalu seorang Sahabat bertanya: ‘Apakah kami pada saat itu sedikit wahai Rasulullah? “Beliau menjawab: “Tidak. Bahkan ketika itu jumlah kalian banyak. Akan tetapi kalian ketika itu bagaikan buih dilautan. Ketika itu Allah hilangkan dari musuh-musuh kalian rasa segan dan takut terhadap kalian dan kalian tertimpa penyakit wahn. Sahabat tadi bertanya lagi : ‘wahai Rasulullah apa yang baginda maksud dengan wahn itu? , Rasulullah menjawab: “cinta dunia dan takut mati.
Bagaimana cara mengatasi Wahn tersebut :
  1. Meyakini bahwa dunia adalah alat perjuangan untuk bekal diakhirat berupa Taqwa. Islam menganjurkan kita untuk kaya dengan adanya perintah Zakat, Haji, tapi semuanya kita jadikan alat atau bekal untuk akhirat berupa takwa.
  2. Meyakini bahwa Allah selalu melihat kita, jika kita berdua, maka yang ketiga adalah Allah, jika kita bertiga maka yang keempat  Allah. Jika kita merasa selalu dilihat Allah, maka tidak ada lagi Pegawai yang mencuri/korupsi, tidak ada pedagang yang mengurangi meteran atau  timbangan.
  3. Meyakini dan menyadari bahwa setiap tindakan kita direkam oleh Anggota Badan kita, yang nanti  di hari akhir, ; tangan, kaki, lidah kita akan bersaksi di depan Allah

Ringkasan Kutbah Sholat Jumat