Antara
Taman syurga dan Neraka ada sebuah tembok pemisah yang amat tinggi.
Tembok tersebut disebut Al A’Raaf. Diatas tembok itu ada sekelompok
orang yang masih menunggu untuk masuk Syurga. Dari atas tembok itu
mereka bisa melihat keadaan di Syurga dan Neraka dengan jelas.
Ketika
mereka melihat kearah Neraka mereka merasa cemas dan takut kalau sampai
dijebloskan kedalam Neraka itu. Merekapun berdoa agar tidak dimasukan
kedalam neraka yang panas bergejolak itu. Ketika mereka melihat kearah Syurga mereka sangat berharap agar bisa masuk kedalam syurga dengan secepatnya, dan mereka berdoa pada Allah agar dimasukan kedalam Syurga itu.
Setiap
hari mereka disuguhi pemandangan melihat orang yang sedang bergembira
ria di dalam taman Syurga menikmati berbagai macam kesenangan dan
kegembiraan. Mereka hanya bisa memandang saja namun tidak bisa ikuti menikmati kegembiraan tersebut. Dan setiap hari mereka juga melihat penderitaan orang yang sedang disiksa didalam Neraka
jahanam, mereka mendengar teriakan pilu dan lolongan panjang dari
mereka yang sedang disiksa didalam api Neraka. Mereka memandang semua
itu dengan penuh kengerian.
Mereka terkatung katung diantara syurga dan Neraka bertahun tahun lamanya sampai Allah mengizinkan mereka memasuki Syurga , yang hanya bisa mereka lihat saja selama ini.
Siapakah mereka yang berada diatas tembok Al A’Raaf itu ?
Diriwiyatkan oleh Khaitsamah bin Sulaiman dalam Musnad Khaitsamah dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah bersabda : Pada
hari kiamat nanti setelah dipasang timbangan, lalu ditimbanglah amal
keburukan dan amal kebaikan. Barang siapa yang bobot amal kebaikannya
lebih berat daripada amal
keburukannya meskipun hanya selisih sebutir telur kutu saja, niscaya ia
akan masyuk syurga. Dan barang siapa yang bobot amal keburukannya lebih berat daripada amal kebaikannya , walaupun selisih sebutir telur kutu saja, niscaya ia masuk neraka. “ Seorang sahabt bertanya :” Wahai Rasulullah bagaimana orang yang bobot amal kebajikannya sama dengan bobot amal keburukannya ?” Beliau menjawab “Mereka itulah yang disebut Ashab al A’Raaf. Mereka tidak bisa masuk syurga kendatipun mereka sangat menginginkannya”
Ka’ab
al Ahbar bercerita “ Ada sepasang teman akrab didunia, ketika sudah
sama sama meninggal, salah satu diantara merekia melihat temannya sedang
diseret ke Neraka. Karena kasihan ia
menghampiri temannya itu dan berkata” Demi Allah sebenarnya aku hanya
punya satu sisa amal kebajikan saja yang bisa menyelamtkan aku dari
Neraka. Tetapi baiklah , ambil saja itu untukmu, yang penting kamu
selamat . dan untuk itu kita akan bersama sama menjadi golongan Ashab al
A’Raaf” . Tetapi akhirnya Allah menyuruh Malaikat untuk membawa merekia
berdua ke syurga.
Abu
Hamid al Ghazali dalam kitabnya Kasyfu Ulum al akhirat mengatakan “
Pada hari kiamat kelak, seseoang dihadapkan pada Allah untuk ditimbang
amal amalnya. Ternyata bobot timbangannya sama, sehingga ia hanya butuh
satu kebajikan saja agar amal kebajikannya yang lebih berat. Karena
merasa kasihan Allah berfirman padanya” Temuilah manusia dan carilah
orang yang mau memberimu satu kebajikan saja, agar aku bisa memasukanmu
kedalam syurga” Setela berjalan kesana kemari , ia belum juga menemukan
orang yang mau menolongnya. Semua merasa keberatan karena masing masing
membutuhkan amal mereka untuk menambah bobot amal kebajikannya.
Ketika
hampir putus asa ia bertemu seseorang yang bertanya padanya” Apa yang
sedang kamu cari” Ia menjawab” Hanya satu kebajikan, Aku sudah lalu
lalang kesana kemari dan bertemu dengan ribuan orang, tetap tiodak ada
seorangpun yang bisa menolongku.” . Orang itu berkata” Aku bertemu Allah
hanya dengan membawa satu kebaikan saja, dan aku yakin itu tidak akan
menolong nasibku, jadi ambil saja itu sebagai pemberianku padamu”.
Dengan hati gembira iapun pergi. Allah bertanya padanya”Ada apa kamu
keklihatannya sebnang dan gembira sekali ?, Ia menjawab “ Ya Tuhan ia
telah sepakat menolongku” . Selanjutnya Allah memanggil orang yang telah
memberikian satu satunya kebajikan yang ia miliki itu dan berfirman” Bagaimanapun Aku lebih dermawan daripada kamu. Sekarang gandenglah tangan kawanmu itu dan pergilah ke syurga.
Tembok
Al A’Raaf itu diperuntukan bagi orang yang bobot timbangan kebaikannya
sama dengan bobot keburukannya. Agar bisa masuk kedalam syurga mereka
memerlukan tambahan amal kebajikan yang dapat mendorong mereka masuk
kedalam syura walaupun amal itu hanya seberat telur kutu saja. Setela
amal ditimbang banyak orang yang bertebaran kesana kemari mencari
tambahan amal untuk menambah timbangan amal kebajikannya.
Karena
itu agar kita tidak terkatung katung diantara syurga dan neraka
perbanyaklah timbangan kebaikan ketika masih hidup didunia ini. Kalimat
dzikir seperti tahlil, tasbih, tahmid , takbir dan istighfar merupakan
amalan yang dapat menambahkan timbangan kebaikan.
Dari Abu Malik al-Asy’ari r.a., katanya: “Rasulullah
s.a.w. bersabda: “Bersuci itu adalah separuh keimanan, bacaan
Alhamdulillah itu adalah memenuhi beratnya timbangan -di akhirat, sedang
Subhanallah dan Alhamdulillah itu memenuhi apa yang ada diantara langit
dan bumi.” (Riwayat Muslim)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Dua
kalimat yang ringan untuk diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan
disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu: Subhanallah wabihamdi ,
subhanallahil adzim “Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha
Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung”. (Shahih Muslim No.4860)
Berbagai
amal sunah yang berupa kalimat dzikir dan tasbih itu amat membantu bagi
seseorang di hari penimbangan amal. Ketika timbangan amal buruk seseorang
ternyata lebih berat dari amal baiknya , maka kalimat dzikir dan tasbih
ini akan menambah timbangan kebaikan sehingga amal baiknya lebih berat
dari amal buruknya. Demikian pula jika terjadi amal baik dan buruknya
seimbang, maka kalimat dzikir dan tasbih yang diucapkannya itu akan
memenuhi timbangan kebaikannya, sehingga ia terdorong masuk Syurga .
Kisah tentang orang yang berada diatas tembok Al A’Raaf itu disebutkan dalam surat al A’Raaf ayat 46-47
46.
Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di
atas A’raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua
golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk
surga: “Salaamun ‘alaikum.” Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka
ingin segera (memasukinya). 47. Dan apabila pandangan mereka dialihkan
ke arah penghuni neraka, mereka berkata: “Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu (Al A’Raaf
46-47)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.kmentar yang mengarah ke tindakanspamakan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.