~~ PEDIHNYA SAKARATUL MAUT BAGI ORANG YANG TIDAK BERIMAN DAN ORANG KAFIR ~~
BismiLlaahirRahmaanirRahiim
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Assalaamu'alaykum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Saudara – saudariku sekalian, inilah suatu perkara yang sebahagian kamu
selalu ingin lari daripadanya yaitu KEMATIAN. Sesungguhnya tiap – tiap
yang bernyawa mesti merasai mati, walau ia tengah berada dirumah yang
kokoh sekalipun, atau kiranya memiliki ribuan prajurit yang kuat dan
tangguh niscaya tiadalah ia dapat berlindung daripadanya. Hilanglah
sudah gemerlap dunianya pada kala itu, rumah mewah dan kokoh dengan
jerih payah yang telah bertahun – tahun dibangun, istri / suami dan anak
– anak tercinta yang melekat padanya baik darah maupun daging kedua
orang tuanya dan yang selama ini menyertai kebahagiaan si jasad yang tak
lagi bernyawa itu. Perusahaan yang mati – matian kita habiskan waktu
untuknya, mobil mewah yang selalu ia bangga – banggakan sedang pada saat
itu hari yang sedemikian berarti adanya itupun telah pergi demikian
pula masa – masa dimana ia tidak lagi bisa menikmatinya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan
memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari
langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain
kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh
mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut
‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya
Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas
keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera
ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir
bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar,
segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di
tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk
sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangan
Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan
membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa
dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan
bau minyak misik yang paling harum yang pernah ada di dunia.
Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit.
Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya,
melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.”
Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan
(disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia
ia pernah dipanggil dengannya). ( HR. Imam Ahmad, dan Ibnu Majah )
Pada riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Bila orang jahat (kafir) hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan
akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Mereka
berwajahkan hitam kelam,membawa kain yang kasar, dan selanjutnya mereka
duduk darinya sejauh mata memandang. Pada saat itulah Malaikat Maut
‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya
Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang buruk, bergegas
engkau keluarlah dari ragamu menuju kepada kebencian dan kemurkaan
Allah”. Segera ruh orang jahat itu menyebar keseluruh raganya. Tanpa
menunda-nunda malaikat maut segera mencabut ruhnya dengan keras,
bagaikan mencabut kawat bergerigi dari bulu domba yang basah. Begitu
ruhnya telah keluar, segera Malaikat Maut menyambutnya. Dan bila ruhnya
telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih
dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada
di tangannya. Para malaikat segera mengambil ruh orang jahat itu dan
membukusnya dengan kain kasar yang mereka bawa. Dari kain itu tercium
aroma busuk bagaikan bau bangkai paling menyengat yang pernah tercium di
dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruh itu naik ke langit.
Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya,
melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu busuk.”
Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan
(disebut dengan namanya yang terburuk yang dahulu semasa hidup di dunia
ia pernah dipanggil dengannya).” ( HR. Imam Ahmad, dan Ibnu Majah )
Adakah engkau mengira bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebagai seorang mukmin yang paling sempurna keimanannya sedang beliau
dapat terlindung dari perihnya sakratul maut?? Sekali – kali tidak,
tatkala beliau menghadapi sakaratul maut, beliau begitu gundah. Beliau
berusaha menenangkan dirinya dengan mengusap wajahnya dengan tangannya
yang telah dicelupkan ke dalam bejana berisi air. Beliau mengusap
wajahnya berkali-kali, sambil bersabda;
“Tiada Tuhan Yang berhak diibadahi selain Allah. Sesungguhnya kematian itu disertai oleh rasa pedih.” [HR. Imam Bukhari]
Pada suatu hari sahabat Umar bin Al Khatthab Radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Ka’ab al Ahbaar.
“Wahai Ka’ab: Ceritakan kepada kita tentang kematian!. Ka’abpun
berkata: Wahai Amirul Mukminin! Gambaran sakitnya kematian adalah
bagaikan sebatang dahan yang banyak berduri tajam, tersangkut di
kerongkongan anda, sehingga setiap duri menancap di setiap syarafnya.
Selanjutnya dahan itu sekonyong-konyong ditarik dengan sekuat tenaga
oleh seorang yang gagah perkasa. Bayangkanlah, apa yang akan turut
tercabut bersama dahan itu dan apa yang akan tersisa!” [HR. Abu Nu'aim
Al Asfahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya']
Syaddaad bin
Al Aus berkata: “Kematian adalah pengalaman yang paling menakutkan bagi
seorang mukmin, baik di dunia ataupun di akhirat. Kematian itu lebih
menyakitkan dibanding anda digergaji, atau dipotong dengan gunting, atau
direbus dalam periuk. Andai ada seseorang yang telah mati diizinkan
untuk menceritakan tentang apa yang ia rasakan pada saat menghadapi
kematian, niscaya mereka tidak akan pernah bisa menikmati kehidupan dan
juga tidak akan pernah tidur nyenyak.
Maka saudara – saudariku
gerangan apakah yang tengah engkau persiapkan untuk menghadapinya??
Sudah cukupkah amalan yang engkau kerjakan selama ini??
Sedang
pada hari itu, tertutuplah bagimu segala perkara dunia yang engkau
pernah tekuni sebelumnya semasa jasad masih bernyawa. Lilitan hutang
yang belum dibayar, banyaknya amanah lagi kepercayaan yang dititipkan
oleh orang lain atas kamu namun belum juga tersampaikan, ribuan janji
yang telah diingkari, tumpukan uang atau deposito di bank yang tak
ternilai jumlahnya..
Namun kala itu, tiadalah daya dan upayamu perihal yang sedemikian itu sedang pintu bagimu telah tertutup rapat…
Wallahu A’lam Bish Showab, Semoga Bermanfaat..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada.kmentar yang mengarah ke tindakanspamakan dihapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.